Sepulang dari Cervantes, gue iseng jalan-jalan di salah satu pusat perbelanjaan di dekat situ. Ceritanya, di sana lagi ada acara pemilihan model sebuah produk pembersih rambut. Dengan membeli paket senilai tertentu, gue bisa mendapatkan berbagai fasilitas dan juga beberapa produk mereka. Gak tahunya, ada juga pilihan fasilitas ‘Fortune Teller’, y.ah udah, gue ambil deh paket itu.
Antriannya lumayan ramai. So untuk menghabiskan waktu, gue jalan keliling mal. Niatnya mau nyari sepatu. Tapi ternyata gak ada yang sreg di hati. Jadinya gue balik aja ke stand peramal. Untung, tinggal satu orang lagi sebelum giliran gue tiba.
Saat nunggu giliran, gue mengira-ngira topik apa yang bakal gue tanyain ke sang peramal, sebut saja namanya Madame M. Niat gue sih nanyain soal soulmate, yang ampe sekarang belum kelihatan batang hidungnya, hehehe…
Eh, gak tahunya, begitu ngelihat lima kartu yang gue ambil, dia langsung nanya, ‘Saat ini kerja gak?’ Gue jawab ajah terus terang plus embel-embel mengapa gue sampai resign dari kantor gue.
Habis itu, blablabla, dia kasih ‘ceramah’ deh soal keputusan resign gue itu. Menurut dia, gue terlalu gegabah dan tidak berpikir secara matang saat melakukan hal itu. ‘You were provoked,” begitu tambahnya. On the other hand, dia benar juga soal itu, tapi seperti yang Abang pernah bilang, selalu ada hikmah dari setiap keadaan yang kita alami.
OK-lah di sisi lain, saat ini gue terserang krisis keuangan alias bokek berat. Meskipun begitu, banyak hal yang patut gue syukuri dari ke-idle-an gue sekarang ini. Salah satunya, gue bisa kembali beribadah di gereja gue, hal yang jarang gue lakukan saat masih kerja dulu.
Back to that fortune teller now. She then told me about how I have wasted my life just for nothing. Hey, it’s not you who have this idea first, lady. Long time before I met you, I have made a conclusion about how to arrange for a better future. I have my own list but the problem is my unemployed condition now. Huh, mendengar kata-katanya yang meremehkan kondisi gue, benar-benar bikin emosi jiwa.
Yang bikin gue tambah sebal adalah ketika dia menanyakan umur gue. Eh, dia bilang kalau I look older than my age. What the F$ ???? Sangking gak percayanya dengan kata-katanya yang sangat mengintimidasi itu, gue sampai sengaja mengulangi lagi usia gue dengan memberi penekanan, just to make sure that she didn’t mishear any words from me. Tapi dari omongan dia selanjutnya, gue bisa nangkap kalau dia mau nawarin susuk ke gue : “Coba kamu konsultasi ke rumah (sambil menyerahkan kartu nama dia). Ada pasien saya 35 jadi terlihat seperti 25 tahun.”
Ih, amit-amit jabang baby (sambil ketok-ketok meja), I will never do that thing. I don’t want to hurt my Jesus’ heart. Gak lagi deh, nyoba-nyoba ke fortune teller. Just like lyric of this song : Many things about tomorrow, I don’t seem to understand but I know who holds tomorrow and I know HE holds my hand. Yes, Jesus is already prepares beautiful future for all of us ;-)
PS : When I told Abang about this, he then blame me for did such a silly thing. You’re just like asking a direction to a three or four years old kid. You have already known that it’s useless but you still do that. Hiks, lengkap sudah derita gue hari itu…
1 comment:
Hahahahaha...nih tambah lagi penderitaan lu *muka devil*
Sing sabar yo, jeng..
-koin love peace-
Post a Comment