01 August 2013

I can’t handle it anymore #AgustusMenulis

Jadi kan yah, beberapa hari yang lalu gue survey portable scanner di Taman Anggrek. Pas di Gramedia, sengaja mampir ke rak buku-buku travel, kali aja nemu buku travel guide to India. Eh, tahu-tahunya mata gue tertumbuk pada sebuah buku travel yang secara khusus membahas segala sesuatu tentang Belanda. Yaudah deh gue baca-baca aja di tempat. Karena kebetulan ada glossary of some simple Dutch words di buku itu, gue komat-kamit buru-buru ngapalin angka satu sampai sepuluh dalam bahasa Belanda. Niatnya buat pamer kemampuan baru sama seseorang, hahaha… Een, twee, drie, vrei, vijft, zes, zeven, acht, negen, tien Done! Gue pun pulang dengan niat pengen nunjukin kalo ‘Gue sekarang bisa donk ngitung satu sampai sepuluh dalam bahasa Belanda’. Namun ternyata baru beberapa hari kemudian, gue punya kesempatan untuk menunjukkan ‘ketrampilan’ baru gue tersebut. Tapiiiii lantaran cara bicara gue yang dikotori oleh aksen Batak yang sangat kental, yang bersangkutan malah bingung dan justru takjub mendengar cara gue berbicara bahasa ibunya. Bukannya memuji, eh dianya malah ngomong begini : ‘Kan zij ook tot honderd tellen?’ . Yang kalau diterjemahin bebas artinya kira-kira begini : ‘Bisakah dia menghitung juga sampai seratus?’ WHAT??? Count until hundred??? Wow, I give up deh. I can’t handle it anymore. It’s too much for me, hahaha…

25 July 2013

Kenal Orang Dalem

No offense yah, but as a Christian, I believe that I’ll be in heaven when I’m died. Mungkin keyakinan ini dianggap mengada-ngada dalam agama lain, but that’s what the point of Christian faith. Alasan gue menulis kali ini sebenarnya bukanlah untuk membuat perbandingan agama. Gak lah, siapalah gue ini. Pemahaman agama gue masih cetek banget and I’m not those hypocrites who think that they have the rights to do all the things they want for the sake of membela agama. Agama nggak pernah minta dibela kok, tuan-tuan terhormat… By the waaaaay, gue cuma pengen share soal inside joke ‘Kenal Orang Dalam’. This is the joke I used to say with my other Christian friend about the guarantee to be in heaven when we’re died. Our joke always began like this : Me : Hi, ***, where you’ll be when you’re died? Her : In heaven, for sure! Me : How can you be that sure? Her : I know the insider, hahaha… Kenapa tiba-tiba gue keingat sama joke ini adalah karena salah satu komentar di status gue yang ditulis dalam bahasa Belanda. Iya, iyaaa, gue yang salah, sok-sok berbahasa Belanda padahal cuma ngandelin si oom Google doank, hahaha… Setelah sesi pengakuan ‘Aku sebenarnya nggak bisa berbahasa Belanda kok, Kak’ selesai, gue pun menulis begini : ‘Soal to be yah Kak, nanti aku tanyain deh… Ada kenal orang dalem soalnya, hahaha…’

23 July 2013

Mari Menulis Kembali

Sudah lama banget blog ini tidak tersentuh. Enggak, gue nggak bakalan ngasih alasan-alasan klise seperti ‘gue nggak sempat’ atau ‘gue nggak punya waktu’ kok. Cuman yah, belakangan ini, gue memang lebih sering menulis di notes FB atau Paradewi.com *promosi boleh donk*, hehehe… Nah, terhitung mulai dari hari ini, gue akan mencoba untuk mengurus kembali blog yang sudah lama terlantar ini. Moga-moga bisa tetap telaten, yaaah setidaknya satu post aja nambah setiap bulannya. Mudah-mudahan yaaaaa…

04 October 2010

Movie Quotes (1)

The Curious Case of Benjamin Button

Daisy : Will you still love me when my skin grows old and saggy?
Benjamin : Will you still love me when I have acne? When I wet the bed? When I'm afraid of what's under the stairs?

Daisy : I'm so glad we didn't find one another when I was 26.
Benjamin : Why do you say that?
Daisy : I was so young and you were so old. It happened when it was supposed to.

28 September 2010

Toi et Moi (1)

Me : Ih, kamu kok malah fokusnya ke situ sih?
Him : Kamu lebih suka aku fokus kemana?
Me : Menurut kamu baiknya?
Him : Baiknya menurut kamu?
Me : Tank baja?
Him : Kenapa?
Me : Because it includes the word 'we'
Him : Oh I see. What's wrong about word 'we'?
Me : 'We' means 'you and I' or 'both of us'
Him : Very good explaination. Then I consider 'it' as my favourite word
Me : May I know which one it is?
Him : One day 'we' are going to buy a tank
Me : I will wait for that day. I promise!

25 September 2010

Ngegombal Yuk!

Sejak tahu situs www.anjinggombal.com, bawaan jadi pengen godain Abang mulu nih. Apalagi beliau itu orangnya cool banget, sehingga itu malah ngebuat gue makin menggila, hehehe...

Oh, well, here are several rayuan pulau kelapa yang gue anggap layak tayang, alias boleh dipraktekkan pada pasangan kamu. Tapi nggak jamin yah kalau nantinya dia malah muntah-muntah ngedengarnya :)

Orangtuamu sebenarnya telah menjodohkan kita, sayang mereka lupa memberitahumu

I'm an addict, will you be my heroine?

Aku mau deh jadi istri pendeta, kalau pendetanya kamu *karya sendiri, tercetus begitu saja, saat sesi mengobrol subuh dengannya beberapa hari yang lalu*

Can I get a picture of you? I wanna prove to my friends that angels do really exist!

- Are you religious?
- Yes, why?
- Good, because I'm the answers to your prayers!

You know, you look very hot. You must be the real reason for global warming!

My mind is a whole galery of you

Hey, how was heaven when you left it?

Aku nggak butuh mas kawin, yang Aku mau MAS KAWIN ama aku aja

You could be the father of our unborn children

I prefer Kayla, but I'll let you choose the name of our daughter later

01 July 2010

Penang-Hat Yai-Songkhla In A Glance

Berhubung waktunya mepet banget, bisa dibilang kalau perjalanan gue ke Penang, Hat Yai dan Songkhla jadi kurang begitu berkesan. Maklumlah, Senin pagi gue tiba di Penang dan Rabu paginya gue udah harus balik ke Medan. Jadinya yah pengalaman yang gue dapat seadanya. Cuma ngotor-ngotorin paspor aja ceritanya.

Hari pertama gue lalui di rumah sakit. Gak disangka, antrian dokter begitu lama, gara-gara ada kasus emergency. Jadinya kami baru keluar dari sana jam 6 sore. Nyampe di apartemen, aku, mama dan Deynes berleha-leha sebentar dan habis itu kami pergi ke Prangin Mall untuk memesan tiket minivan ke Hat Yai, Thailand keesokan harinya. Sore harinya, aku sudah sempat datang ke sana. Tapi gara-gara waktu itu gak megang uang cash, jadinya terpaksa balik lagi ke travel agent di sana.

Sepulang dari sana, kami bergegas ngambil bus no. 101 untuk pergi ke Pantai Batu Ferringhi. Kalau malam hari, daerah ini ramai karena pasar malam. Tak disangka, letaknya ternyata jauh banget. Kami tiba di sana sekitar pukul 22.30 dan jadi tak konsen berbelanja karena takut ketinggalan bus terakhir menuju apartemen tempat kami menginap.

Hari kedua, kami banyak menghabiskan waktu di jalan. Maklum, perjalanan dari Penang ke Hat Yai, Thailand itu menghabiskan waktu sekitar 4 jam. Meskipun sudah banyak banyak baca pengalaman orang di internet, nyatanya aku sempat kaget juga waktu diminta supir minivan untuk ngasih RM 2, saat menyerahkan paspor kami ke perbatasan Malaysia.

Kebetulan, hanya dua teman perjalanan kami kala itu. Dari penampilan mereka, jelas terlihat kalau pasangan suami-istri ini adalah bukan orang Malaysia. Wajah sang suami seperti orang India, sementara istrinya mengaku orang Indonesia asal Medan. Kami bertiga tak menemui kesulitan berarti saat akan meninggalkan Malaysia. Namun, tidak demikian dengan pasangan suami-istri itu. Entahlah, mungkin surat ijin kerja mereka bermasalah. Begitu naik lagi di van, sang suami mengeluh kepada sopir kami, ‘Banyak cakap kali orang Malaysia. Ditanya ‘Udah kerja?’ Yah kujawab, ‘Yah udahlah!’. Sepertinya imigran-imigran seperti mereka ini begitu direndahkan di negeri jiran tersebut.

Oh yah, hampir lupa, waktu masih di kawasan Malaysia, dua orang petugas polisi mendatangi minivan kami. Mereka meminta para penumpang untuk menunjukkan paspor. Pas kami ditanya mau ngapain di Malaysia, kami jawab aja mau holiday. Tapi mama juga menambahkan kalau adikku mau berobat juga. Dengar itu, si polisi langsung ngomong, ‘Kenapa baru holiday, ketika mau mati?’ Please deeeh…. Belakangan, si sopir ngasih tahu kalau ia dimintain uang 100 RM ama mereka. Hmmm, ternyata sama aja yah dimana-mana!



...to be continued...