Jadi kan yah, beberapa hari yang lalu gue survey portable scanner di Taman Anggrek. Pas di Gramedia, sengaja mampir ke rak buku-buku travel, kali aja nemu buku travel guide to India. Eh, tahu-tahunya mata gue tertumbuk pada sebuah buku travel yang secara khusus membahas segala sesuatu tentang Belanda. Yaudah deh gue baca-baca aja di tempat. Karena kebetulan ada glossary of some simple Dutch words di buku itu, gue komat-kamit buru-buru ngapalin angka satu sampai sepuluh dalam bahasa Belanda. Niatnya buat pamer kemampuan baru sama seseorang, hahaha…
Een, twee, drie, vrei, vijft, zes, zeven, acht, negen, tien
Done!
Gue pun pulang dengan niat pengen nunjukin kalo ‘Gue sekarang bisa donk ngitung satu sampai sepuluh dalam bahasa Belanda’.
Namun ternyata baru beberapa hari kemudian, gue punya kesempatan untuk menunjukkan ‘ketrampilan’ baru gue tersebut. Tapiiiii lantaran cara bicara gue yang dikotori oleh aksen Batak yang sangat kental, yang bersangkutan malah bingung dan justru takjub mendengar cara gue berbicara bahasa ibunya. Bukannya memuji, eh dianya malah ngomong begini : ‘Kan zij ook tot honderd tellen?’ . Yang kalau diterjemahin bebas artinya kira-kira begini : ‘Bisakah dia menghitung juga sampai seratus?’
WHAT??? Count until hundred??? Wow, I give up deh. I can’t handle it anymore. It’s too much for me, hahaha…